Senin, 23 Mei 2011

Budaya yang aneh di sekitar lingkungan kita (masyarakat sekitar kita)

Anda Orang Indonesia? (hehehe…Dah tau,nanya…)Kenal Budaya Indonesia? Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia amat kaya akan kebudayaan. Namun, ada sejumlah “Budaya Aneh” yang terdapat dalam masyarakat kita. Bahkan, sudah mengakar. Apakah “Budaya” berikut sering anda lakukan?
1. Ketika Mengunjungi/membesuk orang sakit
Aneehhh.. …Para pembesuk banyak yang membawa segala macam dan aneka rupa makanan dan juga buah-buahan. Padahal, orang sakit dicirikan oleh HILANGNYA SELERA MAKAN. Dan, anehnya lagi, ketika si sakit sudah sehat, dia hampir tidak pernah menyantap makanan di atas. Mengapa makanan dan buah diatas tidak kita berikan saja pada orang yang sehat atau anak-anak (yang masih butuh asupan gizi)? Anda pernah melakukannya? Jangan boong lo….Dosa,kata pak ustad.
2. Tolok Ukur Menengok Orang Sakit adalah Opname
Bagaimana dengan orang yang tidak punya biaya ke Rumah Sakit (opname)? Betapa dzalimnya kita bila kita dengar si A yang miskin telah meninggal 40 hari yang lalu tanpa kita pernah tahu kalo beliau sakit di rumahnya selama 2 bulan… Masya Allah. Opname di rumah sakit seakan menjadi TOLOK UKUR dalam masyarakat untuk besuk/menjenguk sekaligus menghibur dan membantu. Tidak peduli apa sakitnya…. Yang penting opname (padahal cuma panuu!!!) hehehe…. Sementara, yang tidak opname terkena gizi buruk, hidrocepallus dll…
3. Malu yang Tidak pada Tempatnya
Naaahhh…ini lebih aneh. Ketika berkunjung ke rumah orang, biasanya TAMU tidak pernah menghabiskan AIR MINUM atau (kalo emang diberi dan tuan rumahnya baek..hehehe) SANTAPAN dengan alasan MALU. ‘Ntar dibilang RAKUS oleh tuan rumah. Padahal, sisa yang ada cuma dibuang ketempat sampah. Kita lihat satu-satu. Dalam air minum ada gula. Berapa waktu yang dibutuhkan seorang petani tebu untuk menanam, panen dan proses menjadi gula? Belum lagi, harga gula yang kini menjulang. Bagaimana dengan santapan? Beras, sayuran dan lauk pauknya. Agama Islam sangat Mengutuk Perbuatan MUBADZIR ini. Pelakunya disamakan dengan “BERTEMAN DENGAN SYAITHON”
(Al-israa,27) الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ إِنَّ
Naaahhh looo..maw temenan ma Syetan pa sama saya… (iihiikkkk). Yang paling parah biasanya terjadi pada saat Resepsi Pengantin atau Hari Raya. Dimana-mana terjadi kemubadziran. Sementara di tempat lain, saudara kita mengalami Gizi buruk…Astaghfirullah… Anda pernah melakukannya? Ayooo….ngakuuu………..tar tak panggilin Densus 88……..
4. Pada saat Resepsi Pernikahan
Dalam bahasa Jawa ada istilah “NGUYAHI SEGORO” (Memberi Garam ke dalam Air Laut). Bukankah ini pekerjaan sia-sia??? Pada saat resepsi pernikahan, semakin “KAYA” dan “TINGGI JABATAN” orang yang kita datangi, maka sebagian besar kita akan memberi “AMPLOP”(Gratifikasi) dengan jumlah lebih BESAR. Apalagi kalo itu ATASAN kita (sekalian MENJILATT…Ihhhh jijik…). Bukankah ini Sia-sia?? Mereka sudah berpunya, kaya dan Sudah mapan. Kebalikannya terjadi pada saat kita MELAYAT. Berapa isi amplop yang kita berikan pada saat melayat (apalagi orang miskin)? Pengalaman di kampung isi amplop hanya berkisar Rp.1000 – 3000 (yang jelas… semakin RENDAH STATUS SOSIAL…semakin kecil bantuan yang diterima. Masya Allah!! Bayangkan,keluarga yang ditinggalkan adalah Janda miskin atau Yatim Piatu? Pertanyaannya,berapa yaa GRATIFIKASI yang diterima SBY, Hatta Rajasa, dan para pejabat ketika menikahkan anaknya? Ckckckckckckc….Aaaahhh…biarin!!! Ntar saya dicari Densus 88…
Itulah kilasan sederhana “BUDAYA ANEH” yang ada dalam masyarakat kita. Nomer berapa yang sering anda lakukan? Hehehehe….semoga kita menjadi lebih arif dan bijak….